BENCANA
Langit mendung,
Tak ingin menampakan cerahnya
Matahari murung,
Tak ingin menampakan sinarnya
Entah sebab apa mereka bersedih
Tetes demi tetes
Awan hitam menurunkan air mata
Mereka luapkan kesedihan
Kepada kita semua
Lama, sangat lama
Mereka memperlihatkan kesedihannya
Kita tak tau apa penyebabnya
Mungkinkah ini salah kita semua?
Apakah Tuhan memperlihatkan sedihnya
Melalui mereka?
Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Banjir, banjir, banjir
Dimana-mana tergenang air
Dulu saat air-Mu turun
Kita merasa senang
Tapi, entah mengapa sekarang
Takut itu datang
Sudahlah, hentikan tangisanmu
Kita rindu cerahmu
Kita rindu sinarmu
Maafkan kita jika tak menjaga alam-Mu
Pekalongan, 2019
GENERASI MENUNDUK
Menunduk, menunduk
Semua orang hanya menunduk
Menghiraukan kehidupan
Demi benda pipih yang mematikan
Sungguh ironis negeri ini
Dijajah benda tak bernyawa
Setiap detik, setiap menit
Tak lepas dari genggaman
Jauh dari keramaian
Susah membaur, anti sosial
Ciri mereka, generasi menunduk
Suara jari beradu layar
Menggema di mana-mana
Semua orang menunduk
Menghiraukan kenyataan
Mementingkan kemayaan
Angkat sombong kepalamu
Lihatlah seluruh dunia menunggu
Tunjukan pada mereka
Bahwa kita sudah merdeka
Generasi sekarang, Generasi menunduk
Kita di sana, jadi bagian darinya.
Pekalongan, 2019
DULU DAN SEKARANG
Dulu, kau datang tanpa permisi
Sekarang, kau pergi tanpa pamit.
Dulu, kau mengenalkan cinta
Sekarang, kau mengenalkan kecewa.
Dulu, saat kita bersama
Kau hanya ceritakan cerita indah
Sekarang, kau ceritakan resah.
Dulu, kau menatapku seakan aku pusat semestamu
Sekarang, kau acuhkanku seakan aku orang asing bagimu
Dulu, aku sangat berarti bagimu
Sekarang, kau lupa denganku.
Aku hanya ingin bercerita
Kisahku dulu denganmu dan sekarang tanpamu.
Pekalongan, 2019
Zilva Nur Awaliyah, Siswi SMK Muhammadiyah Bligo Pekalongan
Note: Redaksi tabloidcermin.com menerima kiriman naskah sastra cerpen atau puisi untuk ditayangkan di rubrik sastra tabloidcermin.com setiap Hari Minggu. Khusus kiriman puisi minimal tiga naskah puisi dengan syarat puisi belum pernah tayang di media cetak atau media online lain-lain. Sertakan foto santai dan data diri, karya sastra dapat dikirim melalui WhatsApp : 082188967969